TNews, BATAM– Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, M.Pd., mengikuti Rapat Koordinasi yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting untuk membahas perkembangan terkini terkait dengan investasi dan operasional Kawasan Industri Tanjung Sauh. Kawasan ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Batam dan kawasan sekitarnya.
Rapat ini dipimpin oleh Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dengan kehadiran pihak BP Batam. Selain Jefridin, rapat tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat Pemerintah Kota Batam, di antaranya Asisten Pemerintahan Kota Batam Yusfa Hendri, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Demi Hasfinul, serta Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam Salim, dan Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (CKTR) Kota Batam Azril.
Salah satu poin utama dalam rapat ini adalah pembaruan mengenai status Kawasan Industri Tanjung Sauh, yang mencakup area seluas 840,67 hektar, terdiri dari 703,8 hektar lahan darat dan 136,87 hektar area laut. BP Batam menginformasikan bahwa sekitar 59,7% dari total luas kawasan telah dikuasai, sesuai dengan rencana pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kawasan ini dirancang untuk mendukung berbagai jenis kegiatan industri, seperti produksi dan pengolahan, logistik dan distribusi, serta pengembangan energi, khususnya dengan adanya rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 4×100 MW dan pembangkit listrik tenaga surya yang dijadwalkan untuk dibangun pada tahun 2025.
PLTU ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi yang sangat vital bagi kelancaran operasional kawasan industri tersebut. Dalam rapat tersebut, Jefridin menyampaikan harapannya agar pengembangan Kawasan Industri Tanjung Sauh dapat berjalan sesuai dengan rencana, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Batam dan wilayah sekitarnya.
Diperkirakan, proyek ini akan menciptakan peluang kerja bagi sekitar 366.087 orang hingga tahun 2053, yang diharapkan dapat meningkatkan lapangan pekerjaan dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal. “Semoga dengan adanya proyek ini, dapat tercipta dampak yang luas dan berkelanjutan bagi masyarakat Batam, serta mempercepat pengembangan ekonomi di kawasan ini,” ujar Jefridin dalam pertemuan tersebut.
Rapat ini menandakan komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam memastikan kelancaran pengembangan kawasan industri yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Batam dan sekitarnya.*