TNews, BATAM — Program Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Batam bukan hanya sekadar upaya menekan angka kekurangan gizi, tetapi kini digarap serius sebagai skema penggerak ekonomi lokal berbasis komunitas.
Dalam pertemuan antara Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, dan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Dr. Hanif Faisol Nurofiq di Kantor Wali Kota Batam, Senin (22/9/2025), mengemuka diskusi menarik soal penguatan peran SPPG dalam ekosistem pendidikan, kesehatan, dan UMKM.
“SPPG tidak hanya soal asupan gizi. Ini juga instrumen pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama lewat sektor pendidikan dan usaha kecil,” kata Amsakar.
Program ini telah melibatkan sejumlah pelaku UMKM sebagai penyedia bahan pangan lokal dan operator dapur sekolah. Menariknya, Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, mengusulkan penguatan skema dengan menghadirkan central kitchen — pusat pengolahan makanan bergizi — yang terkoneksi dengan sekolah-sekolah.
“Dengan central kitchen, distribusi makanan sehat menjadi efisien dan kualitas gizi lebih terjaga. Tapi yang paling penting, ini membuka ruang usaha yang besar bagi UMKM sekitar,” ungkapnya.
Model ini tengah diujicobakan di SMKN 1 Batam, yang menjadi lokasi percontohan SPPG. Sekolah ini bukan hanya menyiapkan makanan bergizi, tetapi juga menjadi ruang belajar praktis bagi siswa untuk memahami gizi dan kewirausahaan.
Lebih dari itu, skema ini berpotensi menjadi solusi bagi tantangan gizi anak-anak sekolah di wilayah urban, tanpa harus membangun sistem baru dari nol.
Jika berhasil, SPPG bisa menjadi model nasional untuk mengintegrasikan gizi, pendidikan, dan ekonomi lokal — sebuah pendekatan baru dalam kebijakan publik.*
Peliput: Nanang
